BeritaUmum

Kisah Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera Saat Kunjungan Busyro Muqoddas di Banyuwangi

KABAR RESKRIM POLRI | Banyuwangi – Kedatangan Ketua Bidang Hukum, HAM dan Hikmah, PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, di Banyuwangi, Jawa Timur, mendapat respon Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera. Mereka menemui mantan Ketua KPK tersebut untuk mengadu tentang konflik sosial berkepanjangan yang dialami.

“Iya, hari ini kami bersama rekan-rekan menemui Bapak Busyro Muqoddas,” ucap Koordinator Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera, Rohimin alias Ali, Sabtu (22/6/2024).

Untuk diketahui, Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera merupakan Lembaga bentukan warga Desa Pakel, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Pembentukan dilatar belakangi persamaan keinginan dan harapan. Yakni mewujudkan Desa Pakel yang damai, maju dan sejahtera.
Sekaligus sebagai gerakan moral dan persamaan sikap menolak pihak-pihak luar daerah yang selama ini dinilai kerab menebar kebencian serta perpecahan antar warga di Desa Pakel.

Kedatangan Busro Muqoddas di Banyuwangi, dalam rangka menghadiri Launcing Al-Maun Goes to Village dan Dialog Ideologi Kepemimpinan Berkemajuan, yang digelar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah, di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Jalan Raya Jember No.25, Dusun Krajan, Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat.

Kegiatan itu mengusung tema ‘Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Konflik Agraria dan SDA’.
Namun sayang, harapan Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera yang didominasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU), tidak berujung manis. Busro Muqoddas enggan mendengar curhatan kalangan Wong Cilik tersebut. Padahal, warga Desa Pakel sangat ingin menceritakan tentang konflik sosial diwilayahnya.
Dimana terdapat oknum luar daerah yang diduga menjadi biang perpecahan dan permusuhan dengan dalih perjuangan. Membentuk kelompok masyarakat menjadi penebar rasa ketakutan hingga melakukan penebangan sekitar 225 hektar tanaman perkebunan.
Informasi yang diterima Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera,

kehadiran Busro Muqoddas di Banyuwangi, disebut-sebut memiliki satu misi yakni menemui kelompok masyarakat di Desa Pakel. Tapi entah kenapa, Busro Muqoddas, malah tidak mau menerima warga NU Desa Pakel, yang tergabung dalam Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera.

“Kami dapat informasi Bapak Busro Muqoddas akan menemui kelompok masyarakat di Pakel, desa kami. Tapi entah kenapa, beliau tidak mau mendengar aduan dari kami, padahal kami juga warga Pakel,” cetus Rohimin.

“Sebagai tokoh panutan, harusnya beliau bisa mendengarkan curhatan kami. Siapa tahu bisa menjadi informasi pembanding untuk beliau, sehingga beliau akan mendapatkan informasi yang lebih berimbang,” imbuh pria asal Dusun Taman Glugo, Desa Pakel ini.

Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera yang menemui Busro Muqoddas di RSI Fatimah, sebenarnya berisi sejumlah tokoh Desa Pakel. Diantaranya, Syamsul Muarif, Dusun Durenan, Nur Aini, Dusun Krajan dan lainnya. Nama-nama tersebut sangat dikenal oleh warga Desa Pakel, khususnya kalangan warga NU.

Sementara itu, saat berpidato dalam Launcing Al-Maun Goes to Village di RSI Fatimah, Busro Muqoddas, mengajak kader Muhammadiyah untuk lebih cerdas baik secara sepiritual dan intelektual dengan leadership yang kuat.

“Kita diajarkan melatih dan mengontrol pikiran untuk membaca situasi yang konkrit, jadi tidak hanya narasi-narasi saja yang tanpa di implementasikan maka sama saja dengan halusinasi pdan itu bukan watak Muhammaddiyah, karena karakter Muhammaddiyah itu, Iman, Ilmu, Amal,” katanya.

Didalam dan diluar Muhammadiyah, masih Busro, kader diharapkan melakukan kolaborasi untuk melakukan riset dan pengamatan. Misalnya yang berkaitan dengan tema ‘Pendididkan dan Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Konflik Agraria dan SDA’, dia menyebut Muhammadiyah pernah mendampingi dan meminta penangguhan penahanan masyarakat Pakel.
“Kita turun langsung ke Polda dan meminta mereka tidak di tahan dan sebagai jaminannya adalah kita,” cetusnya.

Namun lagi-lagi sangat disayangkan. Walau dalam ceramah menyebutkan tentang masyarakat Desa Pakel, sungguh menimbulkan tanda tanya besar kepada Busro Muqoddas menolak untuk mendengar pengaduan dari warga Desa Pakel yang tergabung dalam Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera.

Sebagai tindak lanjut, rencananya Presidium Gerakan Pakel Damai dan Sejahtera, yang mayoritas warga NU Desa Pakel, Kecamatan Licin, akan terus berupaya menyampaikan aduan kepada Busro Muqoddas. Termasuk akan bersilaturahmi dengan Pengurus Daerah Muhammadiyah Banyuwangi.

 

Download Berita

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button